Di bawah naungan rumah biru aku mengenalmu
Lewat rangkaian aksara kita saling bertukar sapa
Perlahan sang waktu membuat kita dekat
Dalam dekapan teriknya suatu siang kau pernah bertanya
“Kak Ama, tetap akan jadi kakakku kan?”
Kau tawarkan sebuah posisi di hatimu yang istimewa
Kau sirami jiwaku dengan kesejukan
Seketika aku mengangguk peri biruku
Tentu aku mau memiliki adik perempuan yang manis
Dengan lincah kuketik rangkaian aksara
Mewakili anggukan yang tak dapat terlihat
Ceriamu mewarnai hari-hariku
Candaanmu, keusilanmu, dan perhatianmu hangatkan jiwa
Kasihmu terasa nyata, tulus apa adanya
Walau kita belum pernah bersua
Di manakah kini kau berada?
Tidakkah kau rasakan rindu serupa yang kurasa?
Tetapi kutahu perpisahan ini demi kebaikanmu
Aku harus rela melepasmu
Entah di mana keberadaan sosokmu kini
Harapanku bahagia dan ceria selalu menaungi hari-harimu
Biarlah do’a jadi penghubung dua raga yang berjauhan
Walau kini kau tak di sini
Akan selalu kukenang dirimu di ruang memori
Tak akan ada yang dapat menggantikan posisimu di relung jiwa
....
No comments:
Post a Comment