Saturday 29 August 2015
Wednesday 26 August 2015
Bahagia Tanpa Bersama
Kututup tirai jendela
Kupejamkan sepasang mata
Kusumpal kedua telinga
Namun namamu masih dalam jiwa
Tak terselip niat menghapusnya
Tanpa secuil kebencian
sebutir kemarahan
pun sekotak kekecewaan
Hanya ingin bebas merdeka
Dari penjajahan cemburu yang tak semestinya
Kita pantas bahagia
Kita berhak menggapai cita
Walau tak harus bersama
Kupejamkan sepasang mata
Kusumpal kedua telinga
Namun namamu masih dalam jiwa
Tak terselip niat menghapusnya
Tanpa secuil kebencian
sebutir kemarahan
pun sekotak kekecewaan
Hanya ingin bebas merdeka
Dari penjajahan cemburu yang tak semestinya
Kita pantas bahagia
Kita berhak menggapai cita
Walau tak harus bersama
Friday 21 August 2015
Rangkaian Puisi Cinta: Merelakan ....
Gugur
Waktu telah berlalu pergi
Tak mampu kuputar lagi
Jangan sesali yang terjadi
Cinta berguguran
Tak akan bersemi kembali
Peri Kecil Dalam Tempurung
Tuhan, jika bisa
Aku tak ingin tumbuh dewasa
menghadapi jutaan kerumitan dunia
merasakan pedihnya kecewa
Ingin kembali jadi bocah polos nan ceria
bermanja dalam peluk Ayah Bunda
bernaung dalam rumah sederhana
Tak perlu mengenal sang pangeran
idaman para putri kerajaan
menenggelamkank
menjeratku pada kerinduan
Tuhan, ijinkanku menutup tirai jendela
memejamkan sepasang mata
dan menyumpal kedua telinga
Aku tak ingin melihatnya bermesra di depan mata
tak mau mengenal siapa putri yang dipilihnya
Lebih baik aku tak tau apa-apa
dari pada aku terluka ...
Tuhan, ijinkanku menutup tirai jendela
memejamkan sepasang mata
dan menyumpal kedua telinga
Aku tak ingin melihatnya bermesra di depan mata
tak mau mengenal siapa putri yang dipilihnya
Lebih baik aku tak tau apa-apa
dari pada aku terluka ...
Ikhlas
Pisah,
bukan
pertanda kalah
Pergi,
bukan
berarti benci
Cinta,
tak selamanya harus
bersama
Subscribe to:
Posts (Atom)