Opini Pribadi Tentang Film "Perfect World"
Sinopsis:
Film Perfect Word bercerita mengenai kisah seorang karyawati bernama Tsugumi Kawana (Hana Sugisaki), dia bekerja di sebuah perusahaan Interior, dan perusahaan tempatnya bekerja mendapatkan sebuah proyek di mana mengharuskan perusahaan tersebut bekerjasama dengan sebuah perusahaan arsitekur.
Ketika para karyawati membaca sebuah majalah tentang profil perusahaan arsitektur, mereka menemukan profil seorang pria tampan yang bernama Itsuki Ayukawa (Takanori Iwata). Mendengar obrolan itu, Tsugumi pun tertarik pada nama pria yang disebutkan, dan mencoba memastikan bahwa pria itu pernah dikenalnya, sehingga dia bergabung dalam pembicaraan.
Ternyata pria yang diperbincangkan itu adalah seniornya waktu di SMA, lantas para rekan kerjanya menyarankan Tsugumi agar ikut serta dalam rapat dengan perusahaan arsitektur.
Ketika dia dan rekan kerjanya itu tiba di sebuah restoran makanan Jepang, Tsugumi pun bertemu laki-laki yang dipujanya saat SMA, Itsuki Ayukawa sedang duduk bersender. Itsuki lantas menyapa Tsugumi, dan membuatnya sedikit tersipu.
Masih segar dalam ingatan Tsugumi, Itsuki adalah senior SMA yang juga merupakan cinta pertamanya. Dia masih terbayang jelas akan pertemuan mereka di perpustakaan waktu keduanya masih sama-sama bersekolah.
Sekarang keduanya pun dipertemukan kembali setelah beberapa tahun berlalu. Sewaktu Tsugumi merasa masih mencintainya, dia sangat terkejut karena keadaan Itsuki sudah tidak seperti dulu lagi. Saat ini Itsuki selalu menggunakan kursi roda untuk mengerjakan berbagai aktivitasnya.
***
Secara visual emang nggak secemerlang film My Bossy Girlfriend, film Korea Selatan yang mengangkat tema kisah romantis tentang atlet cantik disabilitas. Wajah para pemainnya nggak seglowing artis Korsel. Dan entah kenapa gambarnya kelihatan kurang jernih, atau mungkin sengaja dibikin gitu biar terkesan klasik dan artistic? Entahlah...
Tapi dari segi cerita, menurut aku lebih realistis. Mungkin karena seakan lebih mirip dengan budaya di Indonesia. Berbeda dengan Korea Selatan yang mungkin sudah sangat maju dan open minded. Walau menurut Kakak cantik yang merekomendasikan film ini, aslinya yang dialami oleh seseorang yang keadaannya seperti Itsuki itu lebih berat dan banyak tantangannya ketimbang yang digambarkan dalam film ini.
Dari segi akting menurut aku penjiwaannya bagus banget sih. Terkesan sungguh-sungguh. Nggak ada yang janggal. Dan sukses bikin aku terhanyut dalam cerita. Sampai beberapa kali ikutan nangis...
Sayangnya, mungkin karena aku bucin, jadi aku malah lebih fokus membayangkan menjadi Tsugumi.
Bagaimana jika kita pernah sangat mengagumi seseorang, dan tiba-tiba seseorang yang dikagumi itu tak lagi sesempurna dahulu? Masihkah cinta itu bersemi? Dan sanggupkah kita bertahan mendampingi bahkan di masa-masa sulitnya?
Nggak tau kenapa kebanyakan film Jepang, terutama yang ini, kesannya lebih sopan dari pada film-film Korea Selatan, kecuali kalau filmnya yang melenceng ya... Dan aku nggak pernah nonton film Jepang yang melenceng, jadi nggak tau. Terlebih film Korea Selatan yang aku tonton biasanya bukan tema cinta, soalnya aku jarang tertarik romance Korsel sih... 😅 ✌🏻
Tsugumi berpakaian sopan. Lebih sering pake baju lengan panjang dan rok setumit. Nggak ada adegan panas. Bahkan ciumannya terkesan lembut, bukan yang kasar penuh napsu. Tapi lebih baik diskip aja kalau dinilai kurang pantas buat budaya Indonesia, yang penting kan inti ceritanya.
Saking sopannya, waktu bapaknya Tsugumi memohon Itsuki untuk menjauh dari anaknya dan mengakhiri hubungan keduanya, Beliau bahkan membungkuk dengan hormat pada Itsuki. Makanya kalau aku jadi Itsuki, aku pasti nggak tega juga untuk menolak permintaan si Bapak.
Jadi teringat seorang kakak cantik di Sosmed yang dulu kuliah di Jepang, dia bilang budaya di Jepang memang sopan-sopan. Bahkan dalam pemilihan kata-katanya. Makanya belajar Bahasa Jepang itu ternyata nggak semudah yang aku bayangkan.
***
Menarik, bagus, dan suka banget. Diborong semua sama film ini. Recommend. Dan, aku masih pengen nonton lagi... Tapi... Udah terlanjur kuhapus dan masih banyak daftar film lain yang harus ditonton 😅
Film ini udah lama nonton, tapi baru berani review sekarang karena waktu awal-awal selesai nonton aku tuh baper sangat. Jadi takut hasil reviewnya malah kebanyakan curhat soal cinta-cintaan pribadi ... 🤣🤣🤣
Intinya: "Cinta tetaplah cinta, bagaimana pun kondisi dia yang kita cintai ..."
No comments:
Post a Comment