Sinopsis film:
Film ini berkisah mengenai cowok yang punya muka ganteng, ala-ala cowok Korea gitulah, maksudnya manis-manis gimana gitu. Buat yang suka cowok-cowok Korea, kayaknya bakalan suka deh sama Mas Kulin. Soalnya aku nggak tahu, kan aku biasa aja liat cowok Korea.
Cowok ini namanya Witing Tresno Jalaran Soko Kulino atau Mas Kulin (Ari Irham). Diceritakan bahwa, ketampanan Mas Kulin adalah warisan dari keluarganya. Ayahnya adalah mantan seorang playboy, yang lantas insyaf dan serius menjalankan komitmen untuk berumah tangga.
Karena kegantengannya yang di luar nalar, Mas Kulin memilih untuk Homeschooling dan ngobrol sama ikan kesayangan. Sepanjang hari berada di rumah terus, demi memperoleh kenyamanan dalam hidupnya. Soalnya dia keluar sebentar aja, sekampung langsung heboh luar biasa.
Mas Kulin sesungguhnya santuy aja cuy menghadapi kehidupannya yang nggak normal ini, tapi beda pemikiran dengan seluruh anggota rumahnya. Pak Archewe (Marcelino Lefrandt), Bu Suk (Iis Dahlia), dan kakaknya, Mas Okis (Tarra Budiman) mencemaskan masa depannya, terutama tentang kemampuannya bersosialisasi.
Jadi keluarga pun bikin akal-akalan biar Mas Kulin mau bersekolah di luar rumah. Karena terpaksa, Mas Kulin akhirnya bersekolah di SMA khusus pria yakni SMA Horridson. Dari sinilah masalah demi masalah yang selama ini ditakutkan Mas Kulin akhirnya menjadi kenyataan.
Menurut aku sih lebay banget, tapi lucu. Masa ketampanannya sampai tercium hingga beberapa meter, bahkan yang lebih nggak masuk akal, kecipratan keringatnya aja bisa ketularan ganteng.
Gara-gara melihat wajah ganteng Mas Kulin satu sekolahan jadi heboh luar biasa. Bahkan seorang guru perempuan sampai pingsan setelah melihatnya.
Hingga ketampanan Mas Kulin dimanfaatkan ketua geng SMA untuk mengemban misi menyampaikan sebuah pesan kepada pemimpin geng siswi-siswi di BBM (sekolah khusus perempuan), tapi di sana dia justru membuat seluruh siswi sekolah menjadi histeris, mimisan, bahkan pingsan. Termasuk sang ketua geng sekolah perempuan, sekaligus primadona di sekolah perempuan itu, Amanda (Nikita Willy).
Di sisi lain, ternyata tidak semua orang melihatnya hanya dari fisik semata. Dia akhirnya berhasil mendapatkan seorang sahabat yang tulus, setia, dan selalu melindunginya, yaitu Kibo (Calvin Jeremy).
Dan, cewek bernama Rere (Rachel Amanda), yang sama sekali nggak terpesona sama kegantengannya. Padahal dia justru jatuh cinta sama cewek itu.
***
Opini Pribadi Tentang Film:
Jujur, awalnya aku mikir ini cukup jadi hiburan aja. Tapi ternyata ini berhasil bikin aku suka banget sama jalan ceritanya. Ini beda dari kebanyakan film remaja Indonesia yang pernah aku tonton.
Tapi sayangnya akting Ari Irham terkesan kaku banget. Atau entah emang karakternya sengaja dibikin gitu? Duh, aku nggak pandai menilai akting seseorang sih, tapi aku nggak suka gaya aktingnya. Lebih buruk dari pada waktu Iqbal jadi Dilan di edisi pertamanya.
Btw, ini katanya dari Webtoon, dan aku nggak bisa membandingkan karena aku malas download aplikasi Webtoon. Dulu sih karena alasan berat di hapeku yang masih ketinggalan zaman. Tapi sekarang sih, males aja.
Tapi, film ini menurutku bagus secara visual. Seakan membawa penonton masuk ke dalam sebuah dunia yang berbeda.
Walaupun banyak yang nggak masuk akal dari kisah ini, dan terkesan hiperbola banget, tapi nggak tau kenapa asik-asik aja ditonton. Lucu.
Dan, karakter yang aku suka banget justru si Rere. Mungkin karena diperankan oleh Rachel Amanda yang dari kecil udah wara-wiri di beberapa sinetron popular. Aktingnya tuh meyakinkan banget. Seolah-olah itu benar-benar dia. Dia tuh unik. Cantik alami, punya selera yang berbeda, dan berkepribadian ceria.
Dan, yang bikin aku tambah ngefans, dia nggak menilai cowok dari gantengnya aja. Dia cuma lihat ke arah cowok yang dia sayang, tanpa peduli kalo di dekatnya ada cowok ganteng yang diidolakan seluruh penjuru dunia.
Banyak pesan yang bagus dari film ini, sayangnya aku lupa mencatat. Terlanjur terhanyut dan menikmati kisahnya.
***
Bagus, menarik, atau suka?
Suka dan menarik. Sayangnya kurang bagus, gara-gara akting Ari Irham. Tapi menurut aku aja sih. Mungkin pendapat orang lain, berbeda...
Dan, endingnya kenapa jadi sesederhana itu? Padahal bicara soal tampan, privilege yang didapatkan rakyat good looking itu kan bukan hanya sekedar untuk mendapatkan pasangan. Banyak tema yang juga nggak kalah menarik. Misalnya, kenapa "Tukang Tahu Tampan", "Tukang Ojek Ganteng", langsung viral, sementara yang biasa aja, seolah-olah nggak dianggap?
Misalnya, kenapa artis tampan kalau kena kasus banyak yang dukung, sedangkan kalau publik figure yang nggak ganteng dibully? Si Andika dan Ariel misalnya. Sama-sama anak band, sama-sama playboy. Tapi yang satu tetap dipuja, yang satunya dibully mulu.
Banyaklah pokoknya.
Tapi ya udah... Mungkin karena segmentasi remaja, kisah-kisah sederhana aja yang diangkat. Ya, setidaknya lumayan buat hiburan.
No comments:
Post a Comment